Cerita, Cerpen, Drama

Pengagum Bayangan


tanggal post : 25 September 2018
Pengagum Bayangan

Masa-masa SMA adalah hal yang paling berkesan selama hidup. Teman baru sampai pacar baru akan ada di saat itu. Namun akan lebih indah dan berwarna lagi jika kita mengikuti kegiatan ekstra kurikuler. Itulah yang dirasakan Bobby saat ini, sudah  empat bulan lebih dia duduk di bangku SMA.

Dia beruntung sudah mendapatkan kekasih di awal ia menjadi siswa baru di sekolah tersebut, selain itu taekwondo yang merupakan hobinya juga ada termasuk ekskul sekolahnya, tentu ia orang pertama yang mendaftar mengikuti ekskul tersebut. Karena terlalu gemar akan olahraga  taekwondo tidak jarang kedua tangannya lebam dan menimbulkan kebiru-biruan, seperti pagi ini lebam biru-biru  di tangannya kembali muncul.

Seperti biasa saat jam istirahat seluruh siswa berebut-rebut ke kantin termasuk Bobby dan temannya.

"Tangan kamu kenapa Bob, berantam lagi?" Tanya Maria salah satu teman sekelas Bobby dan berstatus sebagai pacarnya.

"Biasa anak taekwondo" Jawab Bobby santai yang hanya direspon anggukan oleh Maria.

"Lain kali lebih berhati-hati ya" Tambah Maria lagi.

Seperti biasa, hari ini Bobby ada kegiatan ekskul sampai sore. Saat jam istirahat ekskul, Bobby memutuskan untuk beristirahat di kantin. Rasa haus membuatnya harus memesan segelas es teh manis. Sambil meminum es teh manisnya Bobby bercerita dengan Pak Anwar, pemilik kantin yang baru saja kehilangan anak perempuannya.

"Pak saya turut berbelasungkawa atas meninggalnya Nadia" Kata Bobby pada Pak Anwar.

"Makasih den."

"Memang Nadia sakit apa pak? Tanyanya lagi.

"Dia ada penyakit Asma, sudah akut den." Jawabnya yang hanya kubalas dengan 'Oh' saja.

"Sayang sekali dia pergi begitu cepat, padahal anaknya cantik, baik dan penyayang lagi" Ucap Pak Anwar pada Bobby sambil tersenyum membuat Bobby bergidik ngeri.

"Dia pernah bilang bahwa dia lagi suka sama seorang siswa di sekolah ini" Sambung Pak Anwar.

"Awalnya saya gak tahu, tapi sekarang kayaknya saya sudah tahu deh." Kata Pak Anwar lagi.

Lagi-lagi Pak Anwar menyengir seram ke arah Bobby, membuat Bobby takut sehingga menoleh ke kanan dan kiri dan mengamati sekitarnya.

"Nadia, mau sampai kapan kamu pegangi terus tangannya Bobby?"

Dan seketika pandangan Bobby menggelap.

************* END *************


Artikel Terkait

Viewer : 409 User: