Budaya Mudik Saat Lebaran


tanggal post : 15 July 2015
Budaya Mudik Saat Lebaran

mudik Budaya mudik saat  lebaran merupakan  benih ikatan-batiniah sangat dalam kekeluargaan yang luhur. Budaya mudik dilakukan setiap tahun sekali ini, adalah merupakan proses dari suatu dialektika-budaya yang sudah berjalan sangat lama hingga sekarang. Tradisi yang telah menyatu tanpa batas dengan uniknya dalam masyarakat kita, di dalamnya tertampil suatulukisan kehidupan yang nyata (riil) dari dinamika budaya Indonesia sangat menawan. Dalam lukisan kehidupan yang nyata itu, dinamikasisasi tradisi mudik penuh dengan pesona kemanusiaan. Lebaran adalah hari raya kemanusiaan. Setiap 1 Syawal seluruh umat Islam saling maaf-memaafkan dan saling mengunjungi, sebab sikap seperti itu memang yang dianjurkan agama. Setiap umat islam pada hari Raya tersebut, sepatutnya tampil sebagai manusia dengan nilai-nilai yang setiap setahun. Ttradisi mudik lebaran yang setiap setahun sekali diiringi dengan tradisi minal aidin walfaidzin penuh kemulian mempunyai gravitasi (gaya tarik), hingga membuat anggota masyarakat di dalam komunitasnya tercerai berai oleh karena “gerak-rotasi” pencarian nafkah hidup, yang selalu memendam rasa romantika rindu ingin membangun kembali tali-silaturahmi terhadap orang tua, kakak, abang, adik, sanak keluarga atau teman sejawat yang sudagh lama ditinggalkan. Dalam lintasan waktu tradisi mudik bagi orang tertentu yang telah lama di tanah rantau ternyata juga mampu merangkum beragam bentuk potensial sosial religiusitas yang cukup dalam, selain juga merangkum emosi atau pengukuhan mitos – yang lebih luas. Di dalam tradisi mudik juga harus diakui banyak terakumulasi kesadaran doctrinal, yang mungkin irrasional, yang mungkin menjadi karakter kepribadian setiap manusia, yang mempertaruhkan kehidupannya di Jakarta.  

Artikel Terkait

Viewer : 170 User: