Pesawat Tempur Malaysia Masuk Ambalat 9 kali


tanggal post : 21 July 2015
Pesawat Tempur Malaysia Masuk Ambalat 9 kali

Indonesia dan Malaysia sudah lama bersitegang mengenai masalah perbatasan. Puncaknya saat konflik perbatasan ligitan dan sipadan. Namun kali ini Malaysia tak puas-puasnya mengklaim dan memasuki wilayah NKRI. Tentara Nasional Indonesia menyatakan sejak Januari 2015, sudah sembilan kali pesawat tempur Malaysia melakukan pelanggaran dengan terbang melintas di wilayah udara RI. “Kami selalu evaluasi. Dari Januari hingga sekarang, ada sembilan pelanggaran yang dilakukan Malaysia,” ujar Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayor Jenderal Fuad Basya kepada awak media. Sembilan pelanggaran yang dilakukan Malaysia itu dilakukan saat pesawat tempur Indonesia sedang tidak ada di Kalimantan atau Makassar, Sulawesi Selatan. Ketiadaan penjagaan membuat pesawat Malaysia dengan seenaknya masuk wilayah udara RI. “Sembilan itu tidak kami intercept (cegat) karena tak ada di lokasi. Malaysia masuk saat tahu pesawat kita tak ada di Tarakan atau Pontianak," kata Fuad. Namun, ujar Fuad, “Setiap pesawat kita ada di sana, mereka tidak mau masuk. Saat pesawat kita dari jauh mau melakukan intercept, mereka (pesawat Malaysia) sudah hilang duluan.” Dari hasil evaluasi TNI, diduga terdapat unsur kesengajaan dari pesawat militer Malaysia itu ketika memasuki zona udara nusantara, khususnya di wilayah sengketa Ambalat, sisi timur pantai Kalimantan. Meski demikian, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu sebelumnya meyakini hubungan Indonesia dan Malaysia tak akan memanas akibat isu perselisihan di sekitar Ambalat yang luasnya mencapai 15 ribu kilometer itu. Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu menegaskan TNI tidak sedang menggelar kekuatan di sekitar Blok Ambalat. "Tidak ada gelar kekuatan. Saya barusan dari sana. Tidak ada masalah," ujar Ryamizard di Garut, Jawa Barat, Jumat (12/6). Pemerintah, menurut Ryamizard, mengedepankan dialog dalam menyelesaikan isu pertahanan dan keamanan. Apalagi, menurutnya, hal itu merupakan amanat yang tertuang dalam perjanjian di antara negara ASEAN. Untuk diketahui, saat ini TNI Angkatan Laut dan Angkatan Udara sedang menggelar Operasi Sakti di sekitar Blok Ambalat. Kedua matra TNI itu menurunkan alat utama sistem persenjataan mereka seperti tiga kapal perang (KRI), dua pesawat Sukhoi Su-27 dan Su-30, dan tiga F-16 Fighting Falcon. Sementara itu, petugas Landasan Udara Tarakan, Kalimantan Timur, sejak Januari hingga Mei tahun ini juga mencatat terdapat sembilan pesawat berbendera Malaysia yang telah memasuki wilayah udara Indonesia, tepatnya di atas Blok Ambalat. Sejak dekade 1960-an, Indonesia dan Malaysia kerap bersitegang terkait Blok Ambalat. Puncak perseteruan terjadi pada tahun 2002, ketika Mahkamah Internasional memenangkan Malaysia atas sengketa kepemilikan Pulau Sipadan dan Ligitan yang berada di Blok Ambalat.

Artikel Terkait

Viewer : 38 User: