Romance, Cerita2D, DanmogotDrama
A Sweet Pea Flower Eps. 1
tanggal post : 26 September 2018
"Saat kau merasa sendiri, ingat aku akan selalu jadi orang pertama yang selalu ada untukmu."
Ucapan yang selalu kau sampaikan padaku, saat aku terpuruk kau selalu ada menemani. Namun sekarang aku sendiri. Sekali lagi kau pergi begitu saja tanpa pamit kepada aku lebih dulu.
Hari yang cerah, untuk jiwa yang sepi.
"Sudah Bob, dia sudah tenang sekarang" Ucap Mas Kevin pergi meninggalkan sendiri.
"Putri Andriana Ayu."
Lagi, aku perhatikan tulisan yang ada pada papan yang tertancap di atas tanah berwarna coklat yang masih basah. Dan untuk sekali lagi air mata yang sudah terhenti tadi kini dengan bebasnya keluar kembali.
Aku harus pergi, sakit ini sungguh tak tertahan lagi. Ku letakkan cincin yang seharusnya akan ku sematkan padanya dua lagi, yang kini itu semua hanya tinggal kenangan. Acara pernikahan yang seharusnya akan berlangsung dua hari lagi ternyata hanya tinggal rencana.
Kemarin kau masih bersamaku bermesraan, mengapa terlalu cepat kau pergi. Tinggalkan batu nisan, kenyataan ini begitu memilukan ingin rasanya aku ikut bersamamu, namun aku sudah berjanji padamu akan terus menjalani hidup walau berat tanpamu.
3 Bulan Kemudian..
"Hi Put, aku datang lagi.'' Sapa ku pada sebuah batu nisan.
"Maaf, aku belum bisa menjalani hidup seperti yang kau ingin, disini masih sakit" Ucapku sendiri pada tumpukan tanah yang sudah mengering.
Aku Bobby Chandra Gunawan, seharusnya sudah hidup bahagia sejak tiga bulan yang lalu, namun takdir berkata lain. Tuhan lebih sayang pada Putri, jangan tanya mengapa karena sampai saat ini semua belum bisa aku terima.
Hari-hariku jalani seperti biasa, aku kembali lagi menjadi Bobby yang dulu. Bobby yang sebelum bertemu Putri, Bobby yang egois dan dingin. Aku sendiri juga tidak tau, mengapa aku kembali menjadi seperti itu. Aku tau, banyak karyawan yang menganggap aku gila semenjak ditinggal pergi Putri. Aku tidak marah terserah mereka mau berkata apa, karena memang begitulah benarnya.
"Permisi Pak, hari ini bapak ada jadwal makan siang bersama Pak Hadi sekalian membahas tentang Proyek di Surabaya" Ucap Selena yang untuk sementara mengisi posisi sekretaris yang ditinggalkan Putri dulu.
"Baik, saya akan segera ke sana" Jawabku singkat lalu beranjak dari kursiku untuk segera menemui Hadi.
"Ooh Bob!" Panggilnya lagi.
"Apa lagi Selena?" Tanyaku. Jangan tanya kenapa dia bisa bebas berbicara tidak formal denganku. Wajar saja bukan, karena dia adik sepupuku, anak dari adik Ayah ku.
"Kau harus segera mencari sekretaris, Tony menyuruh aku untuk beristirahat di rumah, semenjak dia tau akan jadi ayah sifat protektifnya semakin tinggi" Katanya mengingatkan.
Aku tau saat ini akan tiba, aku tidak memaksa Selena lebih lagi. Sudah cukup baik Tony memberi izin Selena bekerja padaku selama beberapa bulan ini, aku juga harus tau diri.
"Kau atur saja Selena, aku gak punya waktu" Ucapku lalu pergi meninggalkannya sekarang.
"Kau harus menerima pilihanku nanti, tidak ada penolakan!!" Teriaknya yang sempat terdengar olehku.
Begitulah hari-hariku lalui, tidak ada yang spesial seperti dulu. Hanya makan, tidur dan ke kantor. Hari berganti hari begitu pula bulan berganti bulan. Tidak terasa sudah hampir empat bulan ku jalani hidup tanpa Putri. Hari ini aku harus bergegas menuju kantor, karena aku harus memimpin rapat penting.
"Selena, tolong buatkan saya teh" Perintahku kepadanya setelah teleponku tersambung dengannya.
Pagi ini sungguh sial rasanya, mobil yang aku bawa hampir menabrak seorang pejalan kaki yang seenaknya menyebrang, dipikirnya itu jalan punya keluarganya kali. Untung tadi sempat aku rem tepat waktu, jika tidak maka akan panjang ceritanya.
"Bob ini teh mu!!" Bentak Selena.
Apa-apaan sih gadis bar-bar ini, ga usah pake teriak aku juga dengar kali.
"Makanya jangan melamun pagi-pagi" Katanya lagi seakan membaca apa yang ada dalam pikiranku.
"Bob hari ini terakhir aku kerja loh, ntar aku kenali sama sekertaris kamu yang baru ya" Katanya yang hanya aku jawab anggukan.
"Loe jangan kasar-kasar sama dia nanti ya" Tambahnya lagi.
"Iya bawel, pergi loe sana" Usirku, sumpah dia semakin membuat kepalaku rasanya mau pecah saja.
Bukannya pergi, dengan santainya dia malah duduk di sofa tamu yang ada di ruangan aku.
"Nanggung Bob, ntar lagi dia..." Omongan Selena terhenti saat ketukan terdengar.
"Itu dia" Katanya berlari membuka pintu.
"Bob, kenalkan ini sekertaris loe yang baru namanya Zaara" Kata Selena memperkenalkan gadis yag kini sudah mengulurkan tangannya pada.
"Bobby" Jawabku singkat tanpa membalas uluran tangannya, kulihat dia menarik pelan tangannya. Gadis itu entah mengapa aku pernah melihatnya sebelumnya tapi di mana ya?
"Kau gadis bodoh yang menyebrang sembarangan tadi pagi bukan?" Ucapku ceplos
"Mati aku, dia ingat rupanya" Umpatnya pelan yang masih bisa terdengar jelas olehku.
** Bersambung **