Inilah Tokoh Pencetus Sumpah Pemuda 1928
tanggal post : 28 October 2015
Tokoh sumpah pemuda - tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda dan pemudi mengikrarkan Satu Tanah Air, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa. Sumpah ini ternyata tidak langsung mereka ikrarkan begitu saja. Para pemuda dan pemudi Indonesia telah melakukan kongres yang berlangsung dua hari, 27-28 Oktober.
Pelajar yang berasal dari seluruh wilayah Indonesia, yang tergabung dalam Perhimpuna Para Pelajar Indonesia (PPPI), berkumpul pada kongres pertama di Gedung Katholieke Jingenlingen Bond (KJB), Waterlooplein, yang kini disebut sebagai Lapangan Banteng. Nah, Sumpah Pemuda yang merupakan kristalisasi semangat mendirikan sebuah negara lahir dari kongres yang kedua.
Rumusan Kongres Sumpah Pemuda ini ditulis Moehammad Yamin, di atas secarik kertas yang diberikan kepada Soegondo. Banyak nama-nama yang berjasa hingga akhirnya pemuda-pemudi Indonesia menyatu dengan semangat yang senada. Karena itu, rasanya semangat mereka harus tetap diteruskan hingga masa sekarang ini. Inilah 13 tokoh penting perumusan Sumpah Pemuda.
J. Leimena.
Nama aslinya adalah Johannes Leimena. Lahir di Ambon, Maluku, tahun 1905. Pada saat Kongres Pemuda II, dia merupakan anggota panitia kongres. Leimena merupakan mahasiswa aktivis yang juga mengetuai organisasi Jong Ambon.
Soegondo Djojopoespito.
Seorang aktivis pendidikan, yang tinggal di kediaman Ki Hajar Dewantara ini lahir tahun 1905. Tidak banyak yang tahu bahwa Soegondo merupakan pemimpin Kongres Pemuda II, dan menghasilkan Sumpah Pemuda yang kini terkenal.
Djoko Marsaid.
Merupakan wakil ketua pada saat Kongres Pemuda berlangsung. Djoko mewakili organisasinya, Jong Java. Tidak banyak informasi mengenai Djoko Marsaid ini. Meskipun begitu, namanya tetap tercantum sebagai tokoh penting dalam perumusan Sumpah Pemuda.
A.K Gani
Nama aslinya adalah Adnan Kapau Gani. Dia merupakan aktivis pemuda yang lahir di Palembang ini bergerak dalam organisasi Jong Sumatra Bond. Dia lahir di Sumatra Barat, tahun 1905.
M. Yamin.
Lahir di Minangkabau tahun 1903. M. Yamin merupakan seorang penyair yang merintis gaya puisi modern di Nusantara. Selama perumusan Sumpah Pemuda, M. Yamin merupakan salah satu tokoh yang mendorong Bahasa Indonesia untuk digunakan sebagai bahasa persatuan.
Amir Syarifuddin Harahap.
Merupakan wakil dari Jong Batak Bond. Dalam acara perumusan Sumpah Pemuda, dia kerap menyumbangkan banyak ide-ide hingga akhirnya Sumpah Pemuda selesai ditetapkan. Amir juga merupakan seorang aktivis pergerakan anti-Jepang yang pernah terancam hukuman mati.
W.R Supratman
Tidak banyak yang tahu bahwa dia merupakan seorang wartawan dan pengarang. Dia juga pandai memainkan biola. Pada malam penutupan Sumpah Pemuda, ia memainkan sebuah lagu secara instrumental dengan biola (tanpa teks) yang kini kita kenal sebagai lagu kebangsaan Indonesia Raya.
S. Mangoensarkoro.
Tokoh penting yang lahir tahun 1904 ini merupakan pejuang di bidang pendidikan nasional. Pada saat Kongres Pemuda I dan II, dia kerap kali berbicara mengenai pendidikan untuk anak bangsa. Karena konsentrasinya yang kuat dalam bidang tersebut, dia pun dipercaya menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada tahun 1949 hingga tahun 1950.
Kartosoewirjo.
Kartosoewirjo, pemimpin DI/TII yang mendeklarasikan Negara Islam Indonesia, ternyata merupakan pelaku sejarah penting dalam Sumpah Pemuda 1928. Pria kelahiran 7 Februari 1905 merupakan salah satu anak Indonesia yang beruntung dapat mengenyam pendidikan Eropa waktu itu. Ia bersekolah di HIS (Holland Inlandsche School) di Rembang. Sekolah tersebut merupakan sekolah elit, khusus anak-anak Eropa totok dan Indo (campuran).
Sie Kong Liong
Namanya kerap disebut-sebut ketika kamu membicarakan Sumpah Pemuda. Bagaimana tidak, rumah yang menjadi tempat berkumpul dan mengadakan Kongres Sumpah Pemuda II adalah rumah miliknya. Rumah yang terletak di Jalan Kramat Raya ini, kini telah dijadikan museum.
Kasman Singodimedjo.
Merupakan perinitis keberadaan Pramuka di Indonesia. Dia juga dikenal sebagai orator yang ulung. Kasman lahir di Purworejo, Jawa Tengah.Dia juga menjadi pernah menjabat sebagai Jaksa Agung Indonesia periode 1945 sampai 1946.
Mohammad Roem.
Juga dikenal sebagai Moh. Roem. Dia merupakan aktivis pemuda sekaligus mahasiswa hukum. Nasionalismenya terbakar setelah mendapat perlakukan diskriminatif di sekolah Belanda. Dia pun kemudian bertekad untuk ikut serta dalam perumusan ikrar Sumpah Pemuda. [POP/AKM]