Gagal di Laut, Abdul Aziz Malah Sukses Jualan Kaos di Tanah Abang


tanggal post : 16 July 2015
Gagal di Laut, Abdul Aziz Malah Sukses Jualan Kaos di Tanah Abang

Sudah pernah membaca cerita inspirasi? Kali ini jangan lewatkan untuk membaca artikel yang layak untuk anda baca sebagai inspirasi dari kesuksesan anda kelak. Laut sudah menjadi teman baik Abdul Aziz sejak lama. Sayangnya, peruntungan abdul menjadi pelaut tak membuatnya termasuk dalam kategori orang sukses. Ia pun banting setir berdagang kaus oblong di Metro Tanah Abang. Pria berusia 44 tahun ini merupakan perantau asal Sulawesi Selatan dan kini ia sudah menggeluti bisnis kaus oblongnya selama kurang lebih 13 tahun. Semua berawal pada tahun 1998, Abdul mengikuti sang istri yang kala itu masih ikuti orang tua. Sekitar 2003, ia dan istri akhirnya bisa membuka usaha sendiri, meski masih menjual barang orang lain. Selama Ramadhan ini, ia mengaku omset yang ia dapat lebih besar dari pada hari biasa. Di ramadhan ini ia bisa mendapatkan omset Rp170 juta per hari. Sedang di hari biasa, Abdul mengaku hanya mampu menjual Rp30 juta per hari. Bila dibanding tahun sebelumnya, omset ini memang lebih sedikit, terlebih perekonomian yang sedang lesu. “Dulu omset lebih besar, banyak pembeli dari luar Jawa, seperti Kalimantan Timur datang,” katanya. Pria yang memiliki 5 orang anak ini kerap mengajak anaknya ke toko saat musim libur sekolah dan Ramadhan. Hal ini guna memperkenalkan anak-anaknya dengan bisnis. “Meski tak terjun langsung, setidaknya mereka tahu seperti apa bekerja,” ujarnya. Sebelum berdagang di Metro Tanah Abang, Abdul sempat berjualan di kawasan Blok M. Namun, pada akhirnya ia memutuskan pindah ke Tanah Abang lantaran penjualan di tempat itu lebih bagus. Abdul juga mempercayakan salah satu bank ternama yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BCA) sebagai mitra bisnis. Menurut Abdul, BCA mampu memberi pelayanan yang sangat bagus, seperti rasa hormat pegawai pada nasabah. Bahkan di cabang bank tersebut tempatnya menabung, hampir semua pegawai hingga satpam sudah mengenalnya. Selain itu, ia merasa BCA lebih cepat dan memudahkannya dalam pengajuan kredit usaha untuk modal, cicilan KPR, dan lain nya, asal riwayat transaksi nasabah bagus. Untuk urusan pembukuan dalam bisnis, Abdul hanya menggunakan sistem pembukuan manual dan tidak terlalu repot seperti dengan sistem yang canggih. Ia hanya menggunakan buku harian untuk mencatat pemasukan, pengeluaran dan persediaan barang. Untuk urusan keuangan, Abdul tidak bisa mempercayakan 100% pada karyawannya. Tiap hari ia harus tetap melakukan pengecekan ulang jumlah barang yang keluar dan uang yang masuk, sekalipun hingga larut malam. Selain produk-produk keuangan, Abdul juga memanfaatkan produk BCA lain seperti safe deposit box untuk menyimpan barang-barang berharga miliknya. Termasuk sertifikat, surat berharga, perhiasan dan beberapa barang berharga lain. Hal ini ia lakukan karena faktor keamanan, daripada harus menyimpan barang-barang berharga di rumah.  

Artikel Terkait

Viewer : 37 User: