Aplikasi Chat Mengakibatkan Meningkatnya Angka Perceraian di Tiongkok
tanggal post : 25 July 2015
Jejaring sosial dan layanan pesan instan sudah mewabah di seluruh dunia. Banyak hal-hal positif yang didapatkan oleh adanya layanan ini. Akan tetapi munculnya Jejaring sosial dan layanan pesan instan disebut sebagai sumber yang memicu meningginya angka perceraian di negeri Tiongkok. Hal itu diketahui berdasarkan laporan para ahli yang dimuat di majalah Tiongkok, Banyuetan. "Pria dan wanita yang sudah menikah semakin banyak menggunakan aplikasi WeChat dan jejaring sosial, serta aplikasi kencan Momo untuk berselingkuh," demikian laporan tersebut.
Seperti dikutip KompasTekno dari Mashable, Jumat (23/7/20150, jumlah pria yang menghubungi pasangan selingkuhannya (dikenal dengan istilah xiao san) meningkat hingga 20 persen dalam beberapa tahun terakhir.
Wang Jun, seorang penasihat pernikahan di Beijing, mengatakan bahwa banyak klien prianya yang datang berkonsultasi ke kantornya dengan membawa ponsel yang habis dibanting.
Menurut Jun, pria-pria tersebut takut bukti perselingkuhannya di ponsel diketahui istrinya sehingga terpaksa membanting ponselnya agar bukti-bukti tersebut lenyap.
"Para suami seperti memisahkan diri dari keluarganya saat chatting dengan selingkuhannya melalui WeChat atau QQ tiap hari, bahkan saat di hadapan istrinya," kata Jun.
"Ini sudah jadi masalah yang serius, hampir setiap kasus perceraian selalu ada hubungannya dengan smartphone," imbuhnya.
Angka perceraian di Tiongkok, walau relatif masih rendah, terus meningkat dalam 12 tahun terakhir berturut-turut. Tahun lalu saja, terdapat satu perceraian dalam setiap empat pernikahan di Tiongkok.
Walau demikian, tidak semua setuju dengan laporan Banyuetan. "Naiknya angka perceraian adalah fenomena sosial yang disebabkan oleh manusia, bukan alat elektronik," tulis China National Radio.
Sementara itu, The Beijing News menulis, hal yang mengakhiri pernikahan adalah hilangnya rasa cinta. Jika pernikahan itu bahagia, maka tidak ada yang merasa kesepian.
"Jika media sosial menjadi banyak digunakan, maka itu disebabkan oleh pernikahan yang tidak bahagia," tulisnya.