Cerpen, Oneshoot, Komedi
Sukses
tanggal post : 09 October 2018
Dean adalah seorang mahasiswa yang sangat tekun dalam belajar.
Dia bercita-cita ingin menjadi orang kaya raya dan memiliki rumah mewah.
Maka dari itu Dean selalu rajin datang ke kampus agar menjadi sukses seperti impiannya.
Dean selalu masuk ke kelas tepat waktu bahkan dia sering datang lebih awal dari penjaga kampus sehingga Dean jongkok di depan gerbang menunggu penjaga kampus.
Sifat rajin yang Dean miliki membuatnya selalu mengerjakan tugas dari dosen.
Karena banyak tugas, Dean sering pergi ke toko percetakan di dekat kostnya untuk print tugasnya.
Sampai-sampai pemiliki toko percetakan tersebut sudah mengenal akrab Dean.
Keesokan harinya, Dean mampir ke toko percetakan untuk print tugasnya dari flashdisk.
Tiba-tiba seorang pengemis tua dan tidak berdaya meminta sedekah pada Dean.
Karena kebaikan dan ketulusan, Dean memberikan sedekah kepada pengemis itu.
Kemudian si pengemis meminta tolong pada Dean agar mengantarkannya sampai ke rumah.
Dean pun menolong pengemis tua tak berdaya itu untuk mengantarkan kerumahnya.
Sungguh sangat terpuji perilaku Dean, membantu sang pengemis.
Dean akhirnya mengantar pengemis tersebut dengan motor kesayangannya.
Rumah pengemis itu berjarak 1 Km dari toko percetakan tersebut.
Pengemis tersebut memberitahu Dean untuk belok dan masuk ke dalam komplek.
Dean bingung kenapa rumah si pengemis ini dalam komplek.
Kenapa seorang pengemis tinggalnya di daerah komplek mewah seperti ini?
Pengemis tersebut menepuk halus pundak Dean memberitahu bahwa sudah sampai di rumahnya.
Dean terkejut rumah pengemis tersebut sangat besar dan mewah.
Namun Dean tidak percaya, Dean mengira bahwa rumah tersebut adalah rumah majikan pengemis tersebut. Dean mengira pengemis ini adalah pembantu di rumah mewah ini dan mengemis adalah pekerjaan sampingan.
Pengemis tersebut mengajak Dean untuk masuk ke dalam rumah.
“Yuk masuk kerumah saya. Jangan sungkan dong.”
Dean tidak mau karena tidak percaya dan akhirnya Dean mau karena penasaran bagaimana suasana di dalam karena rumah seperti ini adalah impian Dean.
Dean terkejut, melihat isi dalam rumah mewah tersebut. Ternyata memang benar, rumah ini milik pengemis tersebut karena di ruang tengah ada foto bapak pengemis ini menggunakan jas formal.
Mulut Dean terus terbuka karena takjub namun sang pengemis tertawa tipis-tipis.
Kemudian pengemis tersebut berkata.
Tak puas pamer, bapak pengemis tersebut memanggil Dean.
“Golf bentar yuk, nak.”
Pengemis tersebut membawa Dean ke bagian belakang rumah yang ternyata adalah lapangan golf yang sangat mewah.
Dean masih terdiam karena begitu terkejut melihat lapangan golf yang di desain dengan rumput inport yang indah serta cewek-cewek caddy di lapangan golf.
“Nak, kau bisa seperti saya. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.” Ucap si pengemis sambil merangkul badan Dean.
“Jadilah anggota serikat pengemis, abaikan saja kuliah dan motor mu yang belum terkunci stangnya itu, mari kita main golf sejenak.” Tambahnya.