Kemewahan Bentley Continental GT
tanggal post : 16 July 2015
Bentley Continental GT Pengujian yang dimulai dari akselerasi dan pengereman. Lalu, ada pula simulasi beragam kondisi, mulai dari panic braking, manuver,slalom, kelincahan serta ESP.
Sebenarnya, Bentley Continental GT Speed bukanlah supercar. Dia lebih cocok masuk dalam kategori GT (Grand Tourer). Namun, aplikasi mesin W12 berkapasitas besar, tentu menghasilkan tenaga dan torsi raksasa pula. Hingga timbullah rasa ingin tahu yang besar mampukah speed bersaing dengan GT sekelasnya atau mampukah Speed masuk dalam teritori supercar.
Ketika berhadapan dengannya, Speed mewarisi segala kemewahan khas Bentley (kemewahan eksterior dan interior). Meskipun demikian, kami melihat desain yang tak berubah. Masih mengadopsi bonnet besar dengan aksen grille yang juga besar. Tampak pula air dam besar yang berguna mengalirkan udara pada perangkat turbonya. Mungkin pihak Bentley berpikir, untuk apa mengubah sesuatu yang masih tampak indah. Tapi menurut kami, sesuatu yang indah juga butuh sentuhan agar menjadi sempurna, bukan?
Bentley Continental GT Speed memakai mesin 6,0 liter twin turbo W12. Sesuai namanya (speed), berbekal mesin yang bertenaga 616 hp dengan torsi mencapai 796,5 Nm, Speed tentu sangat cepat. Sebagai perbandingan, Ferrari 599 GTB bermesin 6,0 liter, menghasilkan tenaga 612 hp dengan torsi 608 Nm.
Berbekal tenaga dan torsinya, kami yakin akselerasi Speed bisa menyaingi 599 GTB, bahkan Ferrari FF. Sayang, bobot Speed yang mencapai 2,3 ton (2.320 kg), akan mengurangi kemampuannya berlari ketimbang 599 GTB berbobot 1,7 ton. Namun, bukan berarti Speed lantas menjadi lambat. Bentley berpenggerak empat roda (AWD) ini bahkan sangat cepat. O-100 km/jam dicapai dalam 4,2 detik, dan kecepatan puncaknya mencapai 328 km/jam.
Kami berhasil membesutnya hingga 160 mil/jam (di track lurus). Jika dikonversi menjadi Km/jam, berarti Speed yang kami besut berlari hingga 256 km/jam. Tidak ada tanda-tanda jarum speedometer akan berhenti. Begitu pula aliran tenaga menuju keempat rodanya.
Di kecepatan puncak, radiatornya menghisap udara sebanyak 1.057 gallon per detik. Sayap kecil akan muncul pada kecepatan 144 km/jam untuk menghasilkan downforce sebesar 126 kg. Per udara (air spring) akan semakin membumi seiring kecepatan bertambah. damper juga akan mengeras,untuk menambah stabilitas.
Masih di sektor mesin. Tenaga Speed meningkat 49 hp dari pendahulunya (567 berbanding 616 hp). Peningkatan tenaga itu didapat dari pemakaian twin turbo serta revisi waktu pengapian. Hasilnya, momen puntir sebesar 796,5 Nm bisa dicapai di 2.000 rpm.
Guna mengantisipasi besarnya tenaga dan torsi mesin, Bentley menunjuk ZF (ZF Friedrichshafen AG) untuk menggarap gearboks yang mampu mengalirkan tenaga dan torsi dengan cepat, dan presisi. Hasilnya adalah transmisi otomatis 8-speed. Benar saja. Saat kami memilih Sport mode, maka suara besar khas mobil sport akan terdengar mantap. Seiring dengan itu, respon perpindahan gear akan semakin cepat, namun tidak terasa agresif jika Anda mengemudikannya dikecepatan rendah.
Selepas pengujian di track lurus, kami dihadapkan pada beberapa simulasi pengendalian. Pertama adalah uji ABS. Kami diperintahkan untuk memacu Speed secepat-cepatnya, lalu melakukan panic braking dan harus membanting kemudi ke kiri lalu melakukan counter steer untuk menghindar deretan cone. Uji ini menjadi menarik karena ESP dalam keadaan off.
Hasilnya bisa dikatakan sangat sukses. Tak ada cone yang jatuh. Rem begitu cepat beraksi (Speed dilengkapi dengan rem keramik), menurunkan kecepatan sehingga refleks kami memutar kemudi diterjemahkan menjadi gerakan menghindar yang cukup baik. Distribusi bobot dari belakang ke depan amat terasa, namun tidak berpengaruh pada uji ini.
Lepas dari pengujian panic braking, kami dihadapkan pada lintasan slalom. Begitu pedal akselerator saya entakkan, mobil melesat kasar dan kemudi saya putar cepat di antara cone. Lagi-lagi terasa bobot raksasa milik Speed memengaruhi cara kami mengemudi.
Sistem penggerak empat roda berfungsi maksimal menyediakan grip sebanyak mungkin yang bisa diberikan. Pujian kami berikan pada sistem kemudi elektronik yang berhasil membantu kami menaklukkan bobot Speed saat menikung. Benar yang dikatakan oleh instruktur kami pada saat pengenalan mobil, “Anda harus mengerti dan menghormati transfer bobot dari belakang ke depan, begitu pula dengan bobot mobil yang menyaingi truk tentara.”
Selepas uji slalom, kami langsung mengarahkan Speed kepengujian manuver. Lingkar kemudi juga akan memberat seiring kecepatan meningkat, begitu pula suspensinya. Namun, lagi-lagi gejala understeer kami rasakan, utamanya ketika “menyerang tikungan tajam”.
Bagian Interior
Pengujian terakhir sebenarnya lebih mirip kepada skenario menghindar. Kami diminta melaju secepat yang kami bisa lalu menghindari deretan cone, dan kembali ke posisi semula. Guna menghangatkan pengujian, ESP dimatikan. Hasilnya, banyak rekan yang tergelincir, namun tidak menabrak cone. Kami tidak mengalaminya, meskipun berulang kali mencoba mencoba namun kami tidak berhasil membuat mobil ini tergelincir. Ini bukanlah salah kami, atau kekurangan kami, namun karena kelebihan Speed –keseimbangan chassis dan kemudi, serta penggerak empat rodanya.
Kehadiran Speed menandakan kemampuan Bentley meracik mobil yang cepat -walaupun belum bisa masuk ke teritori supercar- memang tidak pernah pudar. Benar-benar identik dengan sejarahnya sebagai penghasil mobil cepat sekaligus mewah.
HandMade@mnugroho