Kawasaki Ninja ZX-10R, Cuma Sedikit Lebih Lambat Dari Ninja H2
tanggal post : 04 July 2015
Jonathan Rea, pembalap Kawasaki Racing Team dengan Ninja ZX-10R menang 8 kali dan 2 kali runner up dari 10 race World Superbike yang telah digelar. Hasil itu tentu berkat dukungan Ninja ZX-10R yang di sini dijual Rp 348 juta. Seperti apa sih performa ZX-10R?
Kita awali impresi melibas jalan padat diselingi macet khas Ibu Kota. Kondisi ini sungguh menyengsarakan, karena setang rendah memaksa pengendara membungkuk dan sudut belok hanya 27°. Pergelangan tangan dan pinggang dijamin pegal, ditambah kopling berat bikin jari tangan kiri serasa fitnes.
Steering damper elektrik, makin mengeras seiring naiknya kecepatan
Ujian ditambah panas dari mesin berasio kompresi 13:1, yang begitu terasa di lutut yang ketika menempel sasis. Sedang tulang kering, terutama kaki kiri, terkena embusan angin panas radiator, apalagi saat kipas yang ada di sisi kiri menyala. Sedang kaki kanan sedikit lebih dingin karena antara bak kopling dan fairing ada busa penutup.
Beda ketika jalanan sepi di Minggu pagi. Ini waktu paling pas memanaskan ban ZX-10R. Potensi motor bersasis aluminium twin spar dikombinasi suspensi depan bersudut tegak 25° dan suspensi belakang horisontal bisa dinikmati.
Rem depan pakai master dan kaliper radial, pakem banget
Karakternya ternyata nurut diajak rebah, kendati setingan suspensi belum sempurna, namun gampang dikendalikan saat masuk dan keluar tikungan. Steering damper elektronik buatan Ohlins juga berperan, makin tinggi kecepatan makin mengeras sehingga setang lebih stabil. Sedang saat jalan pelan serasa tanpa steering damper, makanya setang cenderung narik ke dalam.
Suspensi belakang horisontal, aman dari panas knalpot
Dalam kondisi kosong pula, potensi mesin bisa dirasakan, walaupun enggak bisa maksimal. Karakternya khas motor balap, digdaya di putaran tengah ke atas, akan ganas setelah menyentuh 5.000 rpm, puncak tenaganya ada di 13.000 rpm!
Power puncak motor bermesin 4 silinder segaris DOHC 16 klep 998 cc ini memang dahsyat, mencapai 198 dk! Sedang torsi 112 Nm/11.500 rpm. Itu jika power mode, yang tinggal pencet di setang kiri, diatur pada F (full). Karakter mode F ini sangat agresif, terasa sekali respons mesin selalu mengikuti bukaan gas. Rasanya lebih pas dipakai di sirkuit nih.
Pencet ke atas tombol ini untuk ganti power mode, ke bawah S-KTRC
Dahsyatnya performa mesin terekam dari hasil pengetesan akselerasi. Jarak 402 meter ditempuh hanya 11,1 detik dan kecepatan mencapai 218,5 km/jam! Angka itu hanya sedikit lebih lambat dari Ninja H2 yang mencatatkan waktu 10,7 detik.
Sementara untuk penggunaan di jalan raya, lebih pas pakai mode M. Respons sedikit lebih lembut namun tetap responsif. Nah kalau jalan licin atau hujan, lebih cocok pindah ke L (low), tenaga yang keluar hanya 60%. Respon mesin terasa lebih smooth sehingga gampang dikendalikan.
Oh iya, demi traksi maksimal Kawasaki juga membekali S-KTRC, sistem traksi kontrol yang dikembangkan Kawasaki saat masih di MotoGP. Asyiknya sistem S-KTRC ini saat bekerja tak mengurangi power secara drastis, sehingga traksi dan akselerasi tetap maksimal. Ada 4 mode, yaitu off, 1, 2 dan 3.
Yang dites sudah pakai knalpot Nassert Beet full system, brum-bruummm...
Data test
0-60 km/j: 2,1 detik
0-80 km/j: 3,1 detik
0-100 km/j: 3,7 detik
0-100 m: 5,3 detik (@141 km/j)
0-201 m: 7,6 detik (@183 km/j)
0-402 m: 11,1 detik (@218,5 km/j)
Konsumsi bensin: 14,7 km/lt (Pertamax Plus)
Tanpa Fuelmeter
Memandang panel indikator Ninja ZX-10R, terlihat sekali kalau ini tunggangan balap. Porsi terbesar di tengah justru posisi gigi, yang memang penting di balap. Sedang spidometer nyempil kecil di sisi kanan bawah. Takometer model bar ada di sisi atas, yang akan berkedip merah saat redline, sehingga rider bisa lebih konsentrasi ke depan, dan ketika ada kedipan tinggal congkel gigi.
Mungkin lantaran lebih untuk balap juga, tak fuelmeter. Hanya saja saat bensin tinggal sedikit, akan muncul peringatan tulisan “FUEL” berkedip. Ngagetin sih apalagi kalau SPBU masih jauh ya?
Redaktur oleh Rianggalih