Senjata Sumpit Suku Dayak Yang Ditakuti


tanggal post : 22 July 2015
Senjata Sumpit Suku Dayak Yang Ditakuti

Setiap Suku di Indonesia mempunyai alat atau senjata masing-masing. Sejak jaman dahulu yaitu pada jaman nenek moyang kita, tidak secanggih sekarang, peralatan yang mereka gunakan adalah peralatan tradisional yang mereka bikin sendiri. Namun jangan anggap remeh senjata tersebut, walau hanya sederhana senjata tersebut mampu membunuh mahluk hidup yang ada di dunia ini. Seperti artikel saya berikut ini yang membahas tentang senjata dari daerah suku Dayak. Anda pasti sudah tau kan apa senjata dari daerah ini? Tanpa panjang lebar lagi berikut saya uraikan tentang senjata dari Suku Dayak ini. Di masa penjajahan Belanda, Pulau Kalimantan yang berhutan lebat jadi kawasan paling ditakuti para kumpeni. Meskipun persenjataan mereka sangat lengkap dan canggih di masa itu. Apa alasannya ? Penyebab yang membuat pihak penjajah gentar itu adalah anak sumpit yang beracun milik prajurit-prajurit Dayak. Sebelum berangkat ke medan laga, mereka mengolesi mata anak sumpit dengan getah pohon ipuh atau pohon iren. Dalam kesenyapan, mereka beraksi melepaskan anak sumpit yang disebut damek. “Makanya, tak heran penjajah Belanda bilang, menghadapi prajurit Dayak itu seperti melawan hantu,” tutur Pembina Komunitas Tarantang Petak Belanga, Chendana Putra. Tanpa tahu keberadaan lawannya, tiba-tiba saja satu per satu serdadu Belanda terkapar, membuat sisa rekannya yang masih hidup lari terbirit-birit. Kalaupun sempat membalas dengan tembakan, dampak timah panas ternyata jauh tak seimbang dengan dahsyatnya anak sumpit beracun. Tak sampai lima menit setelah tertancap anak sumpit pada bagian tubuh mana pun, para serdadu Belanda yang awalnya kejang-kajang akan tewas. Bahkan, bisa jadi dalam hitungan detik mereka sudah tak bernyawa. Sementara, jika prajurit Dayak tertembak dan bukan pada bagian yang penting, peluru tinggal dikeluarkan. Setelah dirawat beberapa minggu, mereka pun siap berperang kembali. Penguasaan medan yang dimiliki prajurit Dayak sebagai warga setempat tentu amat mendukung pergerakan mereka di hutan rimba. “Karena itu, pengaruh penjajahan Belanda di Kalimantan umumnya hanya terkonsentrasi di kota-kota besar tapi tak menyentuh hingga pedalaman,” Chendana. Tak hanya di medan pertempuran, sumpit tak kalah ampuhnya ketika digunakan untuk berburu. Hewan-hewan besar akan ambruk dalam waktu singkat. Rusa, biawak, atau babi hutan tak akan bisa lari jauh. “Apalagi, tupai, ayam hutan, atau monyet, lebih cepat lagi,” katanya. Bagian tubuh yang terkena anak sumpit hanya perlu dibuang sedikit karena rasanya pahit. Uniknya, hewan tersebut aman jika dimakan. “Mereka yang mengonsumsi daging buruan tak akan sakit atau keracunan,” kata Chendana. Baik hewan maupun manusia, setelah tertancap anak sumpit hanya bisa berlari sambil terkencing-kencing. “Bukan sekadar istilah, dampak itu memang nyata secara harfiah. Orang atau binatang yang kena anak sumpit, biasanya kejang-kejang sambil mengeluarkan kotoran atau air seni sebelum tewas,” pungkas Chendana. Itulah senjata tradisional atau khas dari suku dayak yang ditakuti dan mempunyai banyak histori tersendiri bagi suku dayak di pulau Kalimantan. Kita tau bahwa suku dayak adalah suku yang ramah namun bila kita ganggu maka mereka akan menjadi sosok yang kita takuti.

Artikel Terkait

Viewer : 117 User: