Sejarah Perkembangan Bisnis Pulsa


tanggal post : 20 July 2015
Sejarah Perkembangan Bisnis Pulsa

Pulsa sudah menjadi kebutuhan pokok dari semua orang.  Sehingga bisnis pulsa sangat berkembang dari waktu kewaktu. Perkembangan bisnis pulsa elektrik tentu tidak dapat dipisahkan dari perkembangan telepon selular atau yang lebih akrab dipanggil dengan sebutan HP (handphone). Ketika HP mulai umum digunakan di Indonesia oleh hampir semua lapisan masyarakat sekitar tahun 2001-an, maka kebutuhan akan pulsa elektrik pun semakin meningkat. Jika dulu pada awal kemunculannya pulsa diisi dengan cara membeli voucher isi ulang mode gosok yang berisi kode pengisian yang tercantum dibalik voucher tersebut, maka sekarang hal itu sudah jarang dilakukan. Selain dianggap boros biaya, operator-operator telekomunikasi di Indonesia pun menganggap sistem pengisian gosok voucher tersebut tidak efisien. Maka operator pun mengeluarkan produk yang bisa mengisi pulsa secara elektronik. Dimulai dengan Telkomsel sekitar maret 2002, telkomsel mengeluarkan Autorefill bekerjasama dengan sebuah perusahaan swasta. Seperti kita ketahui, Autorefill Telkomsel atau disebut juga dengan B2B, berupa EDC (Electronic Data Capture) yang dikhususkan untuk mengisi ulang saldo simpati. Dengan adanya alat ini, maka pengisian pulsa semakin mudah, karena tidak perlu menggosok voucher untuk mengisi ulang pulsa. Dan sekitar tahun 2004, Telkomsel mengembangkan sayapnya dengan mendirikan M-Kios, yang memfasilitasi para outlet untuk semakin mudah mengisi ulang pulsa kepada konsumen. Mereka kemudian mendirikan dealer sebagai perpanjangan tangan untuk menjual pulsa secara cepat ke konsumen. Dealer pun mengangkat beberapa sub-dealer sebagai channel resmi untuk mendistribusikan produknya. Dari sinilah awal berdirinya konter pulsa yang marak saat ini. Karena pada perkembangannya kemudian ternyata sub-dealer tidak hanya menjual satu produk dari satu operator, tetapi berbagai macam produk dari operator yang berbeda. Hal ini terjadi karena porsi yang diberikan kepada dealer maupun sub-dealer berbeda jauh, sehingga terjadi kesenjangan antara dealer dan sub-dealer. Akibat adanya kesenjangan ini, sub-dealer pun mulai tidak loyal terhadap satu operator. Meraka mulai menjual berbagai macam produk dari operator yang berbeda – beda. Maka marak lah sub-dealer dengan berbagai macam produk yang ditawarkan didalamnya ( yang kita lebih kenal dengan sebutan konter/kios pulsa). Tentu saja yang paling diuntungkan dari kondisi ini adalah konsumen, karena semakin banyak pilihan dalam mengisi pulsa serta variasi harga yang ditawarkan pun semakin beragam. Demikian sekilas tentang sejarah bisnis pulsa elektrik di Indonesia. Semoga menjadi bahan pengetahuan yang bermanfaat bagi kita semua.

Artikel Terkait

Viewer : 50 User: