Jika Ada Perbedaan Lebaran Jangan Saling Hina
tanggal post : 15 July 2015
Sudah saatnya perbedaan penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah disatukan. Muhammadiyah menyatakan siap menjadi sponsor utama penyatuan kalender Islam tersebut. Penyatuan tidak hanya dilakukan di level nasional, tapi juga level global agar bisa digunakan di seluruh dunia.
Hal itu disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin setelah menutup kolokium (seminar) membahas penetapan Syawal di kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah Selasa (14/7). Pihaknya akan terus mendorong terwujudnya kalender Islam global dengan titik pusat di Kota Makkah, Arab Saudi, lewat pemerintah dan negara-negara Organisasi Konferensi Islam (OKI).
Apabila hal itu terwujud, seluruh persoalan penentuan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah akan selesai. Tidak perlu lagi ada sidang isbat sehari menjelang pergantian bulan karena sudah ditetapkan jauh-jauh hari berdasar perhitungan yang tepat. ”Perbedaan pendapat yang ada itu karena masih ada perbedaan (penafsiran) terhadap hadis,” ujarnya.
Sementara itu, terkait penentuan Syawal tahun ini, pihaknya berharap ada kesamaan di seluruh Indonesia. Sebab, ijtimak akan terjadi pada Kamis, 16 Juli pukul 08.26. Kemudian, saat matahari terbenam, bulan masih bertahan selama 15 menit sebelum akhirnya terbenam pula. Apabila dalam waktu 15 menit tersebut bulan baru (hilal) bisa dilihat, bisa dipastikan Lebaran tahun ini akan bersamaan.
Namun, apabila ternyata di 33 titik pantau seluruhnya tertutup mendung, bisa jadi pemerintah menggenapkan Ramadan menjadi 30 hari. Dengan demikian, Lebaran bisa berbeda. Yang penting, tutur Din, perbedaan tersebut tidak boleh menjadi pertentangan di kalangan umat Islam.
”Yang berlebaran hari Jumat jangan bilang kepada yang berlebaran hari Sabtu, Anda haram berpuasa pada hari Jumat,” ucapnya. Sebaliknya, yang merayakan Idul Fitri Sabtu tidak perlu menghina yang merayakannya Jumat. Misalnya dengan mengatakan bahwa puasanya kurang satu hari.
Dirjen Bimbingan Islam (Bimas) Islam Kemenag Machasin mengatakan, sangat mungkin Lebaran tahun ini kompak. ”Tetapi, ada sedikit kemungkinan beda. Jadi, tunggu keputusan hasil sidang isbat (16/7),” ucap dia kemarin.
Dasar Machasin menyebut kemungkinan Lebaran kompak adalah tinggi hilal berada 2 hingga 3 derajat di atas ufuk. Untuk wilayah Pelabuhan Ratu dan sekitarnya, tinggi hilal lebih dari 3 derajat. ”Apakah betul-betul hilal akan terlihat, ya harus menunggu laporan dari 33 provinsi yang menggelar rukyat,” ujarnya.