Dua Orang Pilot Indonesia Diduga Teradikalisasi ISIS


tanggal post : 15 July 2015
Dua Orang Pilot Indonesia Diduga Teradikalisasi ISIS

Pihak berwenang Australia yakin bahwa dua pilot Indonesia dapat menimbulkan ancaman keamanan setelah diradikalisasi kelompok Negara Islam atau ISIS. Sebuah dokumen intelijen yang bocor yang diperoleh sebuah situs web investigasi membeberkan hal itu, meskipun para pejabat Australia, Kamis (9/7/2015), menolak untuk mengonfirmasi kebenaran laporan tersebut.

"Operational Intelligence Report" Polisi Federal Australia, yang dipublikasikan secara online oleh situs web investigasi The Intercept, mengatakan, kedua pilot itu "kemungkinan karyawan" maskapai penerbangan AirAsia dan Premiair dan telah menjadi perhatian polisi negara itu lewat halaman Facebook kedua orang tersebut.

Laporan itu mengatakan, posting-an kedua orang itu "disimpulkan sebagai dukungan bagi (kelompok) Negara Islam (atau ISIS)". "Setelah meninjau isi kedua akun itu, dinilai bahwa orang-orang itu kemungkinan telah dipengaruhi oleh unsur-unsur radikal, setidaknya dari dunia maya, dan sebagai hasilnya, (mereka) dapat menimbulkan ancaman keamanan," kata laporan tersebut.

Dalam sebuah pernyataan kepada kantor berita AFP, Polisi Federal Australia tidak akan mengomentari apakah dokumen itu, yang berjudul "Identification of Indonesian Pilots With Possible Extremist Persuasions" dan bertanggal 18 Maret 2015, asli.

"Polisi Federal Australia tidak mengomentari masalah intelijen," kata pernyataan kepolisian itu. "Polisi Federal Australia menjalin hubungan yang kuat dengan mitra penegak hukum di dalam negeri dan luar negeri demi menjamin keamanan warga Australia baik di dalam maupun luar negeri."

Menurut dokumen intelijen tersebut, pilot AirAsia itu lulus dari akademi perusahaan tersebut tahun 2010, dan terbang melayani rute internasional termasuk ke Hongkong dan Singapura. Dokumen itu mengatakan, perubahan dalam posting-an di Facebook-nya menjadi jelas pada September tahun lalu "ketika dia mulai mem-posting bahan-bahan yang menunjukkan dukungan terhadap ISIS".

Pada saat ini, dia mulai berinteraksi secara online dengan pilot kedua, yang dikatakan sebagai mantan pilot angkatan laut Indonesia yang kini bekerja untuk Premiair. Pilot kedua itu me-"like" posting-an pilot yang pertama tentang ISIS. Pilot kedua itu telah terbang ke Australia, Eropa, Timur Tengah dan Amerika Serikat. Masih menurut dokumen itu, pilot kedua tersebut dalam akun Facebook-nya me-repost "sejumlah artikel terkait kaum ekstremis".

"Keduanya sepertinya telah terpengaruh elemen pro-ISIS, termasuk proganda kaum ekstremis di dunia maya oleh sejumlah media radikal Indonesia dan seorang terduga teroris Indonesia yang kemungkinan berada di Suriah atau Irak," kata laporan polisi itu.

Sejauh ini belum ada komentar dari AirAsia yang berbasis di Malaysia dan Premiair yang berkantor pusat di Jakarta tentang laporan tersebut.

The Intercept mengatakan, laporan itu telah didistribusikan kepada lembaga penegak hukum di Turki, Jordania, Inggris, Eropa, dan Amerika Serikat. The Intercept menerbitkan laporan itu di https://www.documentcloud.org/documents/2158913-pilots-redacted.html#document/.


Artikel Terkait

Viewer : 62 User: