Dua Unit Kapal Perang Filipina Dikerjakan PT PAL Indonesia
tanggal post : 15 July 2015
PT PAL Indonesia sedang mengerjakan 2 unit kapal perang jenis “strategic sealift vessel (SSV)” untuk militer Filipina di Surabaya. Proses pengerjaan kedua unit kapal perang pesanan Filipina ini sudah mencapai 25% menurut pengakuan petinggi PT PAL beberapa waktu lalu. Proses pembuatan kapal perang ini dimulai setelah kedua negara mencapai kata sepakat terhadap kontrak pengadaan dua unit kapal perang untuk Filipina ini.
Petinggi PT PAL menyebutkan bahwa proses pengerjaan kedua kapal perang ini sudah mencapai 25%, dimana kapal perang pertama sudah memasuki tahap prosesi peletakan lunas atau yang sering disebut dengan istilah Keel Laying. Sedangkan kapal perang kedua sudah memasuki tahap pemotongan plat pertama atau yang sering disebut dengan istilah First Steel Cutting yang telah dilakukan di Bengkel Assembly, Divisi Kapal Niaga PT PAL Indonesia.
Kapal perang pesanan Filipina ini direncanakan akan diluncurkan pada bulan November 2015 ini dan menurut jadwal kesepakatan dalam kontrak, diharapkan kapal perang buatan Indonesia ini sudah diserahkan kepada Filipina pada bulan Mei 2016 mendatang. Nilai kontrak pengadaan 2 unit kapal perang untuk Filipina ini cukup besar bagi PT PAL yaitu senilai US$90 juta.
Kapal perang yang dipesan oleh Filipina ini adalah alutsista berupa kapal perang pertama yang sukses di eksport Indonesia ke luar negeri. Kapal perang ini dikabarkan merupakan pengembangan dari kapal perang Indonesia yang pernah di kerjakan Indonesia hasil kerjasama dan transfer teknologi dari Korea Selatan. Sukses menjual kapal perang buatan Indonesia keluar negeri menjadi sebuah langkah baru yang sangat baik untuk kemajuan PT PAL dan industri strategis militer Indonesia secara khususnya.
Kapal Perang KRI Makassar Class Indonesia dipilih sebagai basis desian kapal perang Filipina.Kapal Perang KRI Makassar Class Indonesia dipilih sebagai basis desian kapal perang Filipina.
Kapal perang SSV yang dipesan oleh Filipina ini didesain dengan panjang 123 meter, lebar 21,8 meter dan mampu mengangkut 500 pasukan serta bobot hingga 10.300 ton, yang dapat melaju selama 30 hari dengan jarak 9.360 mill laut dengan kecepatan maksimal 16 knot. Selain itu, kapal perang buatan Indonesia ini juga didesain untuk mampu membawa dua unit helikopter, dan mengangkut kapal "landing craft utility" (LCU), tank serta truk militer.
Pesanan kapal perang dari Indonesia ini adalah bagian dari modernisasi militer Filipina dalam menghadapi ancaman dari China terkait konflik di Laut China Selatan yang melibatkan Filipina. Filipina yang memiliki kekuatan militer yang sanga lemah, mau tidak mau harus mengupgrade kekuatan miiliternya agar bisa memberikan efek gentar bagi negara lain yang mengganggu kedaulatannya.