Lelang Karya Anak Bangsa Menembus Singapura


tanggal post : 03 August 2015
Lelang Karya Anak Bangsa Menembus Singapura

Seniman muda berbakat asal Pagar Alam, Sumatera Selatan, Yarno kembali membuat kejutan. Setelah sukses mencatat angka penjualan SGD 20.740 atau setara Rp 191 juta pada 13 April lalu di Balai Lelang Seni Masterpiece melalui karya Power Struggle, dia kembali mencatat angka fantastis, belum lama ini. Tepatnya pada 11 Mei lalu, karya Yarno lainnya berjudul Leader yang dibuat pada 2013 itu berhasil menembus angka SGD 21.600 (SGD 1 = Rp 9475) atau setara dengan Rp 204 juta lebih dalam lelang seni yang digelar 33 Auction di Singapura. Padahal, karya Leader ukurannya hanya 150 x 180 cm, jauh lebih kecil daripada ukuran Power Struggle, yaitu 150 x 250 cm. ?Pencapaian itu tentu saja diluar prediksi pengamat seni. Mengingat, tren transaksi yang berkembang di Balai Lelang Seni luar negeri cenderung tidak berpihak kepada karya seniman muda. Buktinya, ?beberapa seniman muda kontemporer harus menelan kekecewaan, karena rendahnya catatan nilai transaksi karya mereka di Balai Lelang Seni Christie’s Hong Kong pada 25 Mei lalu. Sebagian besar malahan tidak berhasil terjual. Kondisi itu sangat bertolak belakang dengan apa yang dicapai Yarno. Menurut kolektor seni Haryono Budiono, hasil lelang memang cenderung fluktuatif dan sulit diprediksi. ’’Situasi saat lelang ?itu sangat tergantung pada selera kolektor seni saat itu. Jadi tidak bisa dibandingkan antara hasil lelang satu dengan yang lain,’’ ungkapnya saat dimintai pendapatnya, kemarin. Dan diakuinya, bahwa kolektor seni luar negeri sangat berperan dalam penentuan harga. Bagi kolektor seni luar negeri, harga tidak menjadi masalah. ’’Mereka berani membeli mahal asalkan mereka suka. Sehingga memang ’’perang’’ harga yang terjadi di Balai Lelang Seni yang ada di luar negeri tergantung pada kolektor seni mancanegara,’’ bebernya. Terkait tingginya pencapaian harga lukisan Yarno di Masterpiece dan 33 Auction, Haryono melihat bahwa saat ini mungkin saja karya Yarno memang mendapat respon positif dari kolektor seni luar negeri. ’’Seperti saya katakan sebelumnya, bahwa bagi mereka harga tinggi bukan masalah. Asalkan mereka suka, mereka berani tawar tinggi,’’ ulasnya. Ditanya mengenai pendapatnya pribadi tentang sejumlah karya Yarno, pria yang juga salah satu Direktur di Sinar Mas itu mengaku punya salah satu karya seniman yang khas dengan isu lingkungan tersebut. ’’Saya punya satu. Saya tertarik dengan komposisi warnanya yang menarik dan objek lukisnya yang tidak biasa,’’ akunya. Menurutnya, Yarno memiliki potensi untuk jadi seniman besar. Asalkan mau terus membuat ’’terobosan’’ dalam karya seninya, sehingga menghindari kebosanan pecinta seni. ’’Ciri khas jangan dihilangkan. Tapi konsep lukisan harus terus dieksplor, sehingga terus membuat ’’penasaran’’ kolektor,’’ sarannya. Sedangkan pemilik Galeri Apik Rahmat? mengaku cukup appreciate dengan prestasi senimannya Yarno. ’’Sangat diluar dugaan dan semakin memperkuat intuisi saya bahwa Yarno punya harapan untuk berkembang ke depannya,’’ pujinya. Sementara itu, sang seniman yang kini bermukim di Jogjakarta itu mengaku sudah mendengar kabar tentang hasil lelang karya Leader. Dia mengaku surprise, tapi juga bangga. ’’Hasil itu memacu saya untuk berkarya lebih baik lagi ke depannya. Saya tidak tahu apa yang menyebabkan itu (harga tinggi), semua tergantung selera ’’pasar’’,’’ ungkapnya merendah saat dihubungi, kemarin. Saat ini, dirinya tengah bergelut dengan ide-ide terbaru yang sedang ingin direalisasikan dalam waktu dekat. ’’Lagi eksperimen-eksperimen saja. Ada rencana mau bikin lukisan setinggi 4 meter-an. Sedang dikonsepkan,’’ bebernya.

Artikel Terkait

Viewer : 158 User: